DFS Replication merupakan multimaster mesin replikasi yang mendukung penjadwalan replikasi dan memperkecil bandwitdh. DFS replication menggunakan protocol kompresi baru yang dinamakan Remote Differential Compression (RDC), dimana bisa digunakan untuk mengupdated file dalam jaringan yang memiliki bandwitdh terbatas. RDC mendeteksi penambahan, pengurangan, dan pengeditan ulang data dari suatu file.
DFS Namespaces merupakan suatu services untuk mengelola file system yang telah menjadi “network resources”. Dalam jaringan, sumber daya file biasa terdapat pada beberapa server yang terpisah dan user harus mengingat alamat server mana yang memiliki file yang diinginkan. Lebih rumit lagi apabila file tersebut ada di beberapa server yang berbeda. Disinilah fungsi DFS, mengelola sumber daya yang tersebar menjadikan seolah-olah sumber daya tersebut berada pada satu tujuan, jadi user hanya perlu mengingat satu sumber saja, yaitu server dimana DFS services berjalan yang akan menjadi kunci dari sumber daya network(Files) yang terdapat di beberapa server. Dapat dianalogikan sebagai rumah untuk file-file yang di-sharing dalam jaringan.
Berikut adalah struktur DFS :
- DFS Root, merupakan share folder yang disebut namespace yang akan ada dalam jaringan, dalam share folder, user dapat menambah dan mengurangi file maupun folder.
- DFS Link, merupakan share folder yang berada pada server lain yang berada dalam root DFS, ketika user mengakses link ini, maka akan di redirect ke share folder di server tersebut.
- DFS target atau replica, merupakan suatu link, bila menginginkan dua atau lebih folder beserta kontennya menjadi identik dengan ketentuan link tersebut berada dalam replication group.
Secara umum keuntungan menggunakan DFS sebagai berikut :
- Data Collection – dengan keuntungan ini, biaya menggunakan pita backup tidak diperlukan lagi, sehingga mengurangi beban biaya. Administrator dapat mereplikasi data dari kantor pusat ke kantor lain atau ke data center. Berkat RDC, DFS Replication hanya mereplikasi bila ada perbedaan atau perubahan di antara dua server sehingga bandwidth yang digunakan sekecil mungkin.
- Data Distribution – DFS Namespaces dan DFS Replication dapat digunakan untuk mempublikasikan data, software, dan dokumen ke user melalui jaringan. Walaupun DFS Replication sudah cukup untuk mendistribusikan data, dengan menggunakan DFS namespaces, administrator dapat mengkonfigurasi namespaces menjadikan multiple server dapat menjadi host. Sehingga meningkatkan data availability dan distribusi ke klien.
- Sharing Files antar kantor – Dalam organisasi yang besar yang memiliki cabang di luar negeri, DFS dapat digunakan untuk kepentingan organisasi.
- Untuk mengimplementasikan DFS Replication, administrator harus mengkonfigurasi server sebagai berikut :
- The Active Directory schema harus diupdate supaya DFS replication bisa diterapkan. Sumber update schema ada pada Windows Server 2003 R2 Disk 2. Langkah-langkah untuk meng-update schema dapat dilihat di alamat http://technet.microsoft.com/en-us/library/cc773360%28WS.10%29.aspx.
- Server yang akan ikut berpastisipasi harus menggunakan windows server 2003 R2.
- Antivirus harus cocok dengan DFS Replication.
- Server yang masuk dalam replication group harus berada dalam satu forest. DFS replication tidak bisa dilakukan antara server yang berada di forest yang berbeda.
- Setiap server dapat menjadi anggota lebih dari 256 replication group.
- Setiap replication group dapat berisi lebih dari 256 folder yang direplikasi.
- Replication group dapat berisi lebih dari 256 anggota.
- Volume replikasi bisa lebih dari 8 juta files, dalam satu server dapat berisi lebih dati 1 Terabyte replikasi file.
- Settingan DFS replication tersimpan secara global di masing-masing server, dan terimpan dalam file lokal .xml. DFS replication dapat membuat ulang file tersebut bila terjadi kerusakan (corrupt). Kemampuan ini membuat server lebih realibility dan dapat lebih mudah me-rebuild anggota replication group dalam disaster recovery.
- RDC tidak akan mereplikasi file dengan volume 64 kb ke bawah.
Untuk mengimplementasikan DFS Namespaces, administrator harus mengkonfigurasi server sebagai berikut :
- Server harus menggunakan operasi sistem windows server 2003 R2
- Untuk menggunakan fasilitas secara utuh, domain controller harus menggunakan windows server 2003 SP1 atau Windows server 2003 R2.
- Namespaces haru di simpan dalam NTFS.
- Windows XP SP2 dan Client Failback Hotfix
- Windows Server 2003 SP1 dan Client Failback Hotfix.
Distributed File System, sudah terdapat dalam features Windows Server 2003 R2. Untuk memastikan semua fasilitas DFS terpasang, klik Start > Control Panel > Add/Remove Programs > Add/Remove Windows Components, pastikan fasilitas DFS terpasang.
DFS Namespace
Langkah pertama yaitu membuat namespace, jalankan DFS Management. Klik Start > Administrative tools > DFS Management. Dalam DFS Management buatlah Namespace baru, dengan klik Add New Namespace di panel sebelah kanan, maka akan muncul window sebagai berikut.
Langkah pertama yaitu membuat namespace, jalankan DFS Management. Klik Start > Administrative tools > DFS Management. Dalam DFS Management buatlah Namespace baru, dengan klik Add New Namespace di panel sebelah kanan, maka akan muncul window sebagai berikut.
Windows namespace wizard
Masukkan server name yang akan menjadi host
dari namespace yang dibuat, klik Next. Contoh dalam tulisan ini yaitu
server-share. Untuk memastikan bahwa server tersebut aktif, klik Browse
> masukkan server name > Check names > Ok.
Masukkan nama namespace “ujicoba”, nama
namespace tersebut kelak akan selalu digunakan sebagai alamat dari
file-file yang tersebar di jaringan. Klik Next.
Pilih tipe namespace, dalam window tersebut
ada dua pilihan, yaitu (1) Domain-based namespace (2) Stand-alone
namespace. Perbedaan diantara keduanya yaitu :
- Domain-based namespace – namespace ini tersimpan dalam namespace server dan Active Directory. Menyimpan namespace dalam Active directory memudahkan pencarian dalam jaringan yang berdasarkan domain. Tetapi kapasitas folder namespace yang bisa ditampung domain terbatas hanya sekitar 5000 folder. Dan domain-based namespace dapat dihostkan ke server namespace yang lain untuk menyediakan fault tolerance.
- Stand-alone namespace – namespace ini tersimpan hanya pada satu server namespace, tidak dalam active directory. Kelebihannya yaitu kapasitas folder namespace-nya dapat lebih dari 50000 folder, dan tidak fault tolerance.
Dalam window tersebut terdapat tulisan
“Preview of domain-based namespace : \\contoh.com\ujicoba” alamat inilah
yang akan digunakan sebagai alamat namespace. Untuk tes ini karena yang
diperlukan replikasi yang otomatis, maka dipilihlah yang Domain-based
namespace. Klik Next > Create, cek apakah proses pembuatan namespace
berjalan sukses, lalu klik Close.
Pembuatan namespace telah selesai dilakukan,
sekarang langkah untuk memasukkan folder yang telah disharing pada
jaringan. Pada DFS Management, terlihat namespace yang telah dibuat.
Klik kanan namespace yang telah dibuat, pilih Add new folder, maka akan muncul window sebagai berikut.
Pembuatan Folder
Masukan nama folder “testing”, pada folder
target klik add, lalu pilihlah folder yang telah disharing sebelumnya,
disini dipilih folder “test” klik ok maka selesailah pembuatan folder
pada namespace. Untuk mengetest namespace tersebut berjalan dengan baik,
gunakan komputer klien yang telah bergabung dengan domain. Pada address
bar windows explorer, masukkan \\contoh.com\ujicoba, dan tampilah
sebagai berikut.
Bila kita membuka folder testing, maka akan redirect ke folder target yang tadi dimasukkan yang folder “test”.
DFS Replication
Setelah pembuatan namespace dan folder, selanjutnya membuat replikasi folder yang telah dibuat beserta isinya. Pada DFS Management, klik kanan folder testing, pilihlah add new folder.
Setelah pembuatan namespace dan folder, selanjutnya membuat replikasi folder yang telah dibuat beserta isinya. Pada DFS Management, klik kanan folder testing, pilihlah add new folder.
Pada Window New folder target pilih Browse,
masukkan nama server yang dituju yaitu “SERVER-FCB61C69”, dan pilihlah
target folder pada server tersebut yang akan jadi replika dari folder
“test” pada server “server-dokbra”. Klik ok. Akan muncul pilihan apakah
mau dibuatkan replication group, pilihlah ’yes’.
Replication Wizard akan muncul. Klik Next, sampai muncul window
Pada pilihan primary member, pilihlah
server-lain, karena sumber file ada di server tersebut, klik next. Pada
tahapan ini, dapat diatur berapa bandwidth yang digunakan untuk proses
replikasi. Ruang lingkup Bandwidth dari 16 kbps sampai 256 Mbps, bahkan
bisa Full bandwidth. Waktu replikasi bisa dipilih, replikasi dapat
dilakukan 24 jam berturut-turut, atau dapat ditentukan sendiri waktunya.
Klik Next terus sampai proses pembuatan replikasi sukses lalu Close.
Konfigurasi replikasi telah selesai
dilakukan. Untuk mengetest, gunakan komputer klien. Akses alamat
\\contoh.com\ujicoba, masuk ke folder testing. Copy-kan file ke folder
tersebut, terlihat seperti pada gambar berikut.
File yang telah dimasukkan akan direplikasi
secara otomatis ke folder yang ada di server SERVER-FCB61C69. Begitu
pula bila file yang ada di folder tersebut dihapus, maka file yang ada
si folder server “SERVER-FCB61C69” akan terhapus juga. Perlu diingat
bahwa server yang diakses oleh komputer klien adalah server
“server-lain”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar